Wednesday 4 June 2014

ARTIKEL INSPIRASI HIDUP



Berapa Lama Lagi Waktu Yang Tersisa Untuk Kita?
      
Ketika menjelang ujian semester, para pelajar di sekolah juga mahasiswa tidak sedikit dari mereka memaksimalkan waktu untuk belajar dengan giat. Sebagian besar dari mereka hampir tidak bisa (baca tidak sempat) mengerjakan hal lainnya selain belajar. Sampai-sampai ketika sang Ibu minta dibelikan sambal terasi di warung tetangga sebelah pun menolak, dengan alasan sedang belajar. Padahal dengan melakukan itu, ada pahala khusus untuk kita. Adakah diantara kita yang “mau” menolak pahala?


Oke balik lagi ke cerita ujian semester. Jauh sebelum ujian tiba, sayang sekali mereka tidak memanfaatkan waktu yang cukup untuk belajar. Sebagian dari mereka cenderung malas-malasan, atau bahkan namanya sering terpampang di papan absensi. Hal ini berakibat banyak buku yang harus di baca, latihan soal yang menumpuk sementara waktu yang tersisa untuk ujian semester tinggal sedikit.

Dalam sebuah perusahaan, terdapat divisi yang super sibuk dengan target. Apalagi kalau bukan divisi penjualan. Para Salesman berjuang mati-matian mengejar target yang dibebankan kepada mereka. Seringkali mereka bekerja diluar jadwal hingga larut malam. Padahal di awal-awal bulan tidak sedikit kita menemukan Salesman bersantai. Jumlah penjualan yang baru 50-75% harus segera diselesaikan padahal waktu yang tersisa tinggal 3 hari lagi.

Lebih gawat lagi ketika ada seorang Ikhwan (laki-laki) yang sudah separuh baya masih belum menikah. Tidak sadar usianya semkin lanjut akhirnya ia memutuskan untuk segera menikah. Menikah dengan tergesa-gesa apa yang terjadi? Bisa dibayangkan bukan? Padahal di masa mudanya ia mungkin kebanyakan memilih atau sibuk dengan hal lain.

Apakah kita sering mendengar kata-kata : “Maaf saya tidak ada waktu untuk ...”. “Maaf saya tidak sempat”. “Maaf saya sedang terburu-buru”. Dan kata-kata maaf lainnya. Kata-kata maaf ini bisa jadi terlontar hampir mirip dengan keadaan diatas. “Maaf saya tidak sempat silaturahmi karena sedang ujian”,”Maaf saya tidak bisa menghadiri undangan pernikahan karena sedang kejar target”, “Maaf saya belum mau menjemput jodoh karena sedang kejar target dulu”. LHO!? @%^(^*& ... Gubragh.

Tanpa kita sadari (mungkin) hal ini sering terjadi pada diri kita, padahal kalau diingat-ingat lagi keadaan tersebut kita yang membuat, cenderung bersantai di awal yang berakibat kerepotan di menit-menit terakhir.

Padahal setiap manusia memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari. Apakah Allooh SWT pilih kasih dalam memerikan waktu? Misalkan saja ada yang waktunya 18 jam sehari atau bahkan ada yang 36 jam sehari. Tidak terbayang apa yang terjadi kalau kejadiannya bisa seperti itu! Waktu adalah Sunatullooh (ketetapan Allooh), sesuatu hal yang kadarnya sudah ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang. Meskipun waktu adalah salah satu siklus yang berputar-putar: pagi, siang, sore, malam begitu seterusnya, tapi harap diingat ... waktu bersifat konstanta, sifatnya tetap yaitu 24 jam. Hal ini berlaku untuk setiap manusia yang hidup di dunia ini bukan?

Nah, Bagaimana kita menggunakan waktu tersebut?

Hmmm, sahabat-sahabat saya ingin melontarkan pertanyaan ... Berapa banyak orang yang sukses di usia kurang dari 30 tahun? Berapa banyak pula orang yang sukses di usia 50 tahun ke atas (menjelang pensiun)?

Berapa banyak pendakwah muda? Dan berapa banyak pula para ustadz yang mulai berdakwah ketika usianya sudah lanjut? Ketika muda sibuk bekerja, ketika tua dan sudah pensiun lebih banyak beribadah, berdzikir di masjid. Sebagai ilustrasi, coba sahabat-sahabat sholat Shubuh berjamaah di Masjid. Lebih banyak yang muda atau yang sudah sepuh?

Seringkali kita lalai, tidak berupaya lebih giat ketika waktu masih dirasa panjang, dan seketika bergegas ketika waktu mulai terasa sempit. Saat “DEADLINE” aktivitas kita pun menjadi terburu-buru, memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan yang lebih tinggi bukan? kita cenderung menggap yang penting “Selesai”.

Lalu, Bagaimana dengan hidup kita yang singkat ini? Siapa yang tahu usia kita akan sepanjang apa? Pernahkah kita berfikir ketika masih santai-santai dalam menjalani hidup ternyata kita sudah dipanggil duluan untuk meninggalkan dunia tanpa membuat sesuatu hal yang bermakna?

semoga artikel diatas bisa menjadi inspirasi buat anda.
TERIMA KASIH Telah berkunjung di blog ini.